Ibadah Merupakan Pencitraan Untuk Tuhan

Masjid Koto Baru Padang Panjang

Hukum Positif Indonesia-

Konstitusi memang telah mengatur bahwa negara Indonesia mengakui beberapa agama, dimana antar umat beragama harus saling menghormati dan menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.

Ibadah merupakan kegiatan yang dilakukan berlandasan keyakinan dalam beragama, yang dilakukan secara tertib dan berkelanjutan, dan mendapatkan imbalan kebaikan atau pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Demikianlah definisi ibadah menurut penulis.

Keyakinan dalam beragama sangat diperlukan dalam melakukan ibadah karena setiap agama mempunyai tata caranya sendiri-sendiri, namun tetap diperuntukan dan ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penulis adalah seorang muslim, karena itu akan menguraikan secara garis besar judul tersebut di atas melalui pendekatan agama Islam. 

Dalam ajaran yang saya yakini telah dinyatakan bahwa semua kegiatan yang dilakukan merupakan ibadah selama berdasarkan pada niat ikhlas, maksudnya dilakukan semata-mata untuk mendapatkan nilai dan pengakuan dari Allah maka semuanya mendapatkan balasan pahala atau kebaikan dari-Nya. Hal ini dapat kita lihat dari setiap aktivitas kita selalu diawali dengan doa, dimana doa itu saja sudah merupakan ibadah, dan masih banyak lagi perbuatan yang bernilai ibadah lainnya.

Dengan demikian begitu banyak Tuhan memberikan kesempatan untuk berlomba-lomba dalam melakukan ibadah untuk kebaikan manusia itu sendiri sebenarnya, namun banyak manusia belum menyadari yang demikian, sehingga judul tersebut di atas menjadi “Ibadah Merupakan Pencitraan Kepada Manusia”.

Kalau sudah niatnya untuk pencitraan kepada manusia, maka nilai pahalanya menjadi tidak ada, karena dilakukannya ibadah tersebut untuk mendapatkan nilai dan pengakuan hanya dari sesame manusia saja yang dalam Islam disebut dengan “riya”. Disamping tidak ada pahalanya, semuanya berlaku sementara atau sesaat sesuai dengan niatnya masing-masing.

Penulis melihat fenomena riya tersebut acapkali terjadi dan hampir diseluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan pangkat, jabatan, dan golongan, agama, serta ras. Fenomena ini menunjukan bahwa seolah-olah Tuhan itu hanya sebuah nama tanpa arti, sampai-sampai ada buku karya Alm. Gusdur dengan judul “Bedoa atau Memerintah Tuhan”.

Aneh memang manusia akhir zaman, mereka beranggapan akan hidup selama-lamanya. Bahkan ada anekdot yang pernah disampaikan kepada penulis yaitu, setan menyampaikan kepada Tuhan minta pensiun menjalan tugasnya menggoda manusia agar menjadi pengikut setan dengan cara tidak mengikuti perintah Tuhan, karena manusia itu tidak perlu digoda lagi sudah dengan sendirinya menjadi setan bahkan kadang lebih jahat dari setan.

Anekdot ini sekilas membuat tertawa, namun dibaliknya tersirat makna yang cukup dalam dalam tata kehidupan yang berketuhanan. Kalau disebutkan secara rinci dalam tulisan ini rasanya tidak pantas, hanya saja penulis menghimbau agar kita semua melakukan introspeksi tentang diri, dunia dan kehidupan setelah mati. -RenTo070519- 

Pemerhati Hukum dan Permasalahan Sosial

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Discover more from Hukum Positif Indonesia

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading