Virus Corona Merupakan Makhluk Tuhan Paling “Sexy”

Hukum Positif Indonesia-

Mewabahnya virus corona yang dikenal dengan sebutan COVID-19 di seluruh belahan jagad raya merupakan rencana Tuhan yang membuktikan kepada umat manusia bahwa Tuhan itu ada.

Virus corona tidak dapat dilihat oleh mata telanjang, namun keberadaannya pasti dan nyata yang dibuktikan dengan banyaknya pasien yang terpapar oleh virus corona.

Tulisan ini tidak memuat data statistik mengenai pandemi COVID-19 di seluruh dunia, namun melalui tulisan ini penulis melihat sisi lainnya yaitu “kebesaran Tuhan”, oleh karena itu tulisan ini mengambil judul “Virus Corona Merupakan Makhluk Tuhan Paling Sexy”.

Penggunaan kata sexy pada judul hanya merupakan ungkapan penulis betapa Maha Besar dan Maha Kuasanya Tuhan terhadap makhluk ciptaan-Nya yang disebut virus corona.

Terdapat tiga elemen ciptaan Tuhan yang menjadi objek dalam tulisan ini yaitu virus corona, manusia, dan bumi yang mempunyai keterkaitan satu sama lainnya.

Virus Corona

Virus corona merupakan makhluk hidup dengan ukuran sangat kecil, sehingga untuk dapat melihatnya diperlukan alat bantu yang dinamakan mikroskop.

Berdasarkan referensi yang ada telah disebutkan bahwa virus corona dapat menyebabkan penyakit pada manusia begitu “sang virus” memasuki tubuh manusia. Penyakit yang ditimbulkan oleh “sang virus” ini berupa gangguan sistem pernafasan yang dapat mengakibatkan kematian bagi manusia.

Sepengetahuan penulis bahwa yang namanya virus keberadaannya tidak dapat dibunuh atau dimatikan, virus hanya dapat dilemahkan. Oleh karenanya seluruh ilmuan baik secara perseorangan maupun melalui lembaga penelitian saat ini sibuk mencari vaksin untuk virus corona.

Coba kita renungkan mengenai “sang virus” ini yang merupakan ciptaan Tuhan, berukuran sangat kecil namun mematikan dan membuat panik manusia di alam raya ini.

Baca juga: Virus Corona

Manusia

Manusia merupakan makhluk cipaan Tuhan yang sempurna karena dilengkapi dengan akal pikiran.

Dengan akal pikiran manusia mampu untuk berbuat banyak hal di bumi ini, namun hasil akal pikiran tersebut ada bertujuan untuk kebaikan manusia dan ada pula yang cenderung kerusakan manusia itu sendiri.

Manusia dengan akal pikirannya tersebut merencanakan segala sesuatunya yang berkenaan dengan pemanfaatan bumi dan menciptakan tatanan kehidupan manusia mulai dari politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta lain sebagainya.

Namun sayangnya manusia dengan kesempurnaan yang dimilikinya, ada yang berpikir bahwa dia lah segalanya dan merasa dapat menyamai Tuhan dengan segala perencanaan yang mereka buat.

Betapa sempurna rencana manusia tersebut menurut ukuran manusia, ternyata dapat tidak berjalan atau berantakan dengan kata lain amburadul hanya melalui sebuah makhluk yang berukuran sangat kecil.

Sebagai contoh kecil dampak yang diakibatkan oleh virus corona, penulis mengambil contoh negara Indonesia dalam beberapa bidang antara lain bidang politik, perekonomian, sosial dan budaya.

Bidang Politik

Dampak virus corona dalam bidang politik di Indonesia antara lain pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara serentak yang seharusnya dilaksanakan pada bulan Setember 2020, ditunda pelaksanaannya pada bulan Desember 2020.

Bayangkan persiapan pemilihan kepala daerah serentak yang sudah direncanakan dengan matang pelaksanaannya baik secara individu, maupun organisasi, menjadi berantakan hanya oleh “sang virus”.

Sebagian daerah di Indonesia ada yang melakukan pembatasan sosial berskala besar karena merupakan zona merah pandemi corona, ada juga daerah yang tidak melakukan pembatasan sosial berskala besar walaupun sudah termasuk kategori zona merah pandemi COVID-19 namun melaksanakan protokol kesehatan. Hal ini mengakibatkan kerancuan dalam ketatanegaraan Indonesia, karena pemerintah pusat sudah menetapkan bahwa pandemi COVID-19 merupakan bencana nonalam nasional.

Lagi-lagi hal ini hanya disebabkan oleh virus bernama corona.

Bidang Perekonomian

Dalam bidang perekonomian di Indonesia dampak virus corona antara lain banyak pengusaha tidak dapat menjalankan usahanya atau usahanya menjadi terhenti yang berdampak terhadap pemutusan hubungan kerja terhadap para karyawannya.

Dengan demikian roda perekomian menjadi tersendat dengan melemahnya daya beli masyarakat, hal ini juga disebakan oleh “sang virus”.

Anggaran pendapatan dan belanja negara defisit, sehingga utang luar negeri meningkat untuk mengatasi pandemi COVID-19, dan masih banyak lagi dampak perekonomian lainnya.

Bidang Sosial dan Budaya

Virus corona juga berdampak pada bidang sosial dan budaya di Indonesia, antara lain para pasien yang meninggal dunia pada saat pandemi corona tidak dapat di makamkan dengan prosesi sebagaimana biasanya melainkan dimakamkan dengan protocol COVID-19.

Menjaga jarak saat berinteraksi dengan menggunakan masker walaupun merupakan bagian dari protokol COVID-19, namun untuk kedua hal tersebut acap kali menjadi sumber pertengkaran antara petugas dengan masyarakat dilapangan terutama bagi daerah yang melaksanakan pembatasan sosial berskala besar.

Belum lagi permsalahan sosial lainnya yang ditimbulkan pada saat distribusi bantuan pemerintah dalam rangka membantu masyarakat meringankan beban perekomian, mulai dari kuantitas bantuan sampai kualitas bantuan bila dinominalkan dengan rupiah.

Sebenarnya masih ada lagi bidang-bidang lainnya yang terdampak hanya oleh “sang virus”.

Bumi

Bumi sebagai wadah atau tempat tinggalnya manusia dan virus corona juga terdampak, namun dampak tersebut penulis kategorikan positif.

Mengapa dikategorikan positif? Menurut pemikiran penulis bumi ini sudah tua dan bumi ini juga harus memperbarui dirinya agar tetap dapat menampung semua makhluk ciptaan Tuhan secara berkelanjutan.

Dengan dilakukannya “lockdown”, berdasarkan pemberitaan yang ada tingkat polusi udara di beberapa negara menurun, hal ini tentu sangat baik untuk meningkatkan kualitas udara yang dihirup oleh manusia sehingga sistem pernafasan manusia bekerja secara normal.

Uraian tersebut di atas hanya sebagian kecil dari peristiwa-peristiwa yang terjadi perhatian penulis selama masa pandemi COVID-19.

Percayalah bahwa virus corona itu ada dan nyata, hanya saja sebagian dari manusia karena keserakahannya melakukan kegiatan yang tidak pada tempatnya atau kurang baik, ibarat kata pepatah “memancing di air keruh” atau “mencari kesempatan dalam kesempitan”. -RenTo070620-

Pemerhati Hukum dan Permasalahan Sosial

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Discover more from Hukum Positif Indonesia

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading